Building the Future, Thread by Thread: A Youth-Led Bridge Between ASEAN and China

Pada tanggal 1-3 Maret 2024, AYO (ASEAN Youth Organization) bekerjasama dengan Sastra China BINUS dan Indonesia Council of Sinology menyelenggarakan acara ACCEE (Pameran dan Pertukaran Budaya ASEAN-China): Mahakarya yang Tak Terungkap. Masterpieces Untold adalah platform dinamis yang didedikasikan untuk menampilkan keindahan dan keragaman warisan budaya dari seluruh dunia. Melalui pengalaman mendalam, lokakarya interaktif, dan diskusi yang menggugah pikiran, kami bertujuan untuk mengungkap kisah di balik mahakarya ini dan merayakan kekayaan kehidupan manusia.

Gambar 1. Flyer Kegiatan ACCEE (Pameran dan Pertukaran Budaya ASEAN-China)

Tujuan kegiatan ini adalah:

  1. Memperkuat kerja sama ASEAN dan China melalui keterlibatan pemuda
  2. Memperdalam pemahaman tentang Akulturasi ASEAN-China
  3. Menampilkan hubungan sejarah dan mendorong kolaborasi artistik
  4. Melibatkan hubungan lebih lanjut dan platform interaktif untuk dialog antara generasi muda ASEAN-Tiongkok.

Gambar 2. Peserta Kegiatan ACCEE (Pameran dan Pertukaran Budaya ASEAN-China)

Kegiatan selama tiga hari ini dimulai dengan workshop topik: “ASEAN-China Cultural Exhibition and Exchange”. Sedangkan sesi workshop dibagi menjadi beberapa topik berikut

  1. Uncovering the History and Significance of the Chinese Peranakan Community in the Region
  2. Exploring Chinese Acculturation and Assimilation through Cultural Expressions: Art, Clothing, Cuisine, Architecture
  3. Youth’s Role in Weaving and Nurturing Cultural Ties for a Prosperous Future
  4. Future Outlook of ASEAN and ChinavDiplomacy: How will ASEAN and China strengthen its Cooperation?
  5. Youths at the Helm: Navigating the Future of ASEAN-China Cooperation

Gambar 3.  Peserta Kegiatan ACCEE (Pameran dan Pertukaran Budaya ASEAN-China) dengan BeeLintang

 

Gambar 4. Performance dari BeeLintang

Gambar 5. Suasana Workshop hari ketiga

Selain kegiatan workshop, peserta pemuda ASEAN yang terdiri dari negara Indonesia, Malaysia, Vietnam, Singapore, Papua Nugini juga mengadakan kunjungan ke Kelenteng Confusis di Taman Mini Indonesia Indah.

Kegiatan ini bertambah meriah karena adanya hiburan musik tradisional Kolintang dengan penampilan dari BeeLintang atau “BINUSIAN Berseni dengan Kolintang” berasal dari kata “Bee” yang berarti Lebah dan “Lintang” yang merupakan kependekan dari alat musik “Kolintang”. Para pemuda ASEAN menari diiringi musik kolintang dan setelah acara, mereka berkesempatan untuk belajar cara memainkan kolintang. Semakin banyak pemuda yang belajar alat musik daerah maka diharapkan dapat menggerakkan generasi muda untuk melestarikan kesenian tradisional.

Dr. Yi Ying, S.S., M.Lit., M.Pd.