Perlunya kesadaran dan ketaatan bersatu melawan COVID-19

Sampai tanggal 29 Maret 2020, penyebaran virus Corona (COVID-19) sudah meluas dengan jumlah negara yang terkena dampak sebanyak 200 negara. Merujuk data real time, COVID-19 Global Cases by the CSSE at Johns Hopkins University, tercatat ada 662.073 kasus. Penyebaran virus ini tidak bisa dipandang remeh karena virus ini bisa menyerang orang tanpa memandang bulu. Siapa saja bisa terserang tanpa batas umur. Kejadian positif virus corona di Indonesia tanggal 22 Maret 2020 adalah sebanyak 514 kasus (Sumber Wordmeter) dan tanggal 29 Maret 2020 adalah sebanyak 1.155 (Sumber: www.covid19.go.id). Bisa dibayangkan dalam kurun waktu seminggu sudah ada penambahan lebih dari 500 kasus. Hal ini tidak bisa dipandang enteng. Social distancing (menjaga jarak sosial) dan karantina di rumah sesuai indikasi (misal pada kasus ODP, orang dengan pengawasan) harus benar-benar dilakukan.

Saya pertama kali mendengar berita bahwa virus Corona sudah menyebar ke Indonesia melalui media televisi bahwa pada tanggal 2 Maret 2020. Presiden Jokowi menginformasikan ada dua orang yang terkena virus Corona di Indonesia. Dua orang ini tertular virus Corona setelah berinteraksi dengan warga Jepang yang positif terinfeksi COVID-19. Pada saat itu saya masih mengajar face to face di perguruan tinggi. Pertama yang saya pikirkan adalah keselamatan mahasiswa dan kapan adanya pemberlakuan online learning demi keamanan dan keselamatan mahasiswa.

Akhirnya keputusan untuk online learning diberlakukan mulai 19 Maret 2019. Terakhir kali perkuliahan 18 Maret 2020 masih ada 80% mahasiswa yang hadir dalam perkuliahan tatap muka. Semangat mereka untuk kuliah mengalahkan kekhawatiran mereka terhadap penyebaran virus Corona. Hal ini sangat melegakan orang tua, mahasiswa dan tenaga pengajar juga. Mahasiswa tetap menikmati perkuliahan online dan masih semangat interaksi dengan tenaga pengajar melalui media ZOOM. MEskipun penggunaan ZOOM hanya terbatas 40 menit setiap kali pertemuan, tetapi itu tidak menghalangi untuk tetap mengadakan perkuliahan secara online. Tentu saja tugas-tugas dalam perkuliahan semakin banyak dan beban tenaga pengajar juga bertambah. Semua perubahan yang mendadak selalu ada resikonya. Tetapi semua dijalankan dengan penuh kesadaran karena keselamatan adalah yang terutama.

Mahasiswa yang harus kuliah di laboratorium untuk mengadakan eksperimen mengalami masalah dalam perkuliahan online karena mereka tidak memilliki fasilitas laboratorium di dalam rumahnya. Dengan demikian mereka tidak bisa melaksanakan perkuliahan secara normal dan ilmu yang diperoleh mereka perlu dipraktekkan dengan adanya eksperimen. Hal ini juga memunculkan masalah baru dalam dunia pendidikan..

Karena Virus Corona merupakan musuh yang datang tanpa diketahui dan semua orang tidak siap sepenuhnya untuk menghadapinya. Selain itu dampak yang ditimbulkan oleh virus ini di dunia pendidikan juga bukan hal yang bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Kebijakan untuk bekerja di dalam rumah dan mengajar online dan bekerja di rumah (WFH,

work from home) telah diambil oleh pimpinan perguruan tinggi untuk menghindari penyebaran virus lebih luas. Dalam kondisi ini diharapkan juga orang tua dan mahasiswa mendukung kebijakan yang diambil oleh pimpinan perguruan tinggi. Diharapkan orang tua juga memahami kondisi ini tidak diharapkan semua orang dan perguruan tinggi akan selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada mahasiswanya dalam kondisi yang normal. Semua yang dilakukan pimpinan perguruan tinggi adalah untuk melindungi keselamatan para tenaga pengajar dan mahasiswanya.

Resiko penyebaran virus lebih besar dibandingkan resiko untuk tidak mengadakan perkuliahan tatap muka dan bekerja di laboratorium untuk penyelesaian tugas kuliah. Saat ini semua learning outcomes, course outline dan metode perkuliahan harus disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Peran serta tenaga pengajar untuk melalukan diskusi dengan para mahasiswanya dan menyesuaikan diri dengan kondisi dan fasilitas yang ada untuk tetap mengadakan perkuliahan juga sangat dibutuhkan.

Tenaga pengajar diharapkan dapat membantu menenangkan mahasiswa bahwa semua kewajiban mahaiswa untuk menyelesaikan tugas dapat disesuaikan dengan kondisi yang ada. Mahasiswa tidak akan dituntut untuk menyelesaikan tugas-tugas yang di luar kemampuannya karena keterbatasan sarana dan prasarana. Semua tidak bisa berjalan sesuai dengan harapan semua orang. Tetapi semua dilakukan untuk menghindari resiko yang lebih besar.

Peran serta para peneliti di perguruan tinggi juga terasa dengan mengadakan penelitian dengan memantau dan memprediksikan perkembangan penyebaran virus corona di Indonesia. Hasil dari prediksi diinformasikan kepada masyarakat untuk mengantisipasi lebih dini. Informasi yang disediakan ini, dapat diakses oleh masyarakat secara luas.

Dampak ekonomi akibat penyebaran virus ini sudah tidak terhindarkan. Resiko yang harus ditanggung pengusaha swasta untuk menaati himbauan pemerintah dengan merumahkan karyawan juga harus diterima dengan hati lapang. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa terutama di bidang jasa seperti hiburan, agen perjalanan, terapi dan sebagainya. Satu per satu pengusaha menutup took-tokonya yang tersebar di beberapa mall di Jakarta dan di beberapa kota. Hal ini disebabkan adanya himbauan pemerintah agar mengurangi keramaian dan sepinya pengunjung di mall menyenbakan satu per satu took juga ditutup. Salah satu perusahaan swasta yang saya kenal yakni perusahaan franchise Nakamura yang bergerak di bidang terapi telah merumahkan lebih dari 900 karyawannya tetapi karyawan tetap digaji. Bisa dibayangkan berapa besar resiko yang ditanggung pengusaha swasta dalam kondisi ini juga? Selain itu juga tidak ada kebebasan dalam pembayaran pajak. Pajak tetap harus dibayarkan meskipun tidak ada pemasukan. Solusi harus dipikirkan masing-masing pengusaha swasta untuk bertahan di masa sekarang ini untuk kepentingan karyawan dan keluarganya juga. Semua untuk menghindari penyebaran virus himbauan pemerintah harus ditaati oleh semua pihak. Pemerintah seharusnya juga mengeluarkan kebijakan yang juga bisa meringankan pengusaha swasta dengan pembebasan pembayaran pajak bagi yang sudah menutup semua usahanya karena dampak penyebaran virus ini.

Selama kita masih sehat, semua yang tertunda masih bisa diselesaikan. Selama kita semua mau saling membantu dan saling toleransi dengan patuh melaksanakan social distancing (menjaga jarak sosial) untuk mengurangi risiko penularan virus Corona (COVID-19) maka saya yakin kondisi akan membaik. Mari kita semua sadar diri untuk mematuhi dan menjalankan himbauan pemerintah untuk social distancing. Mari kita berpikir untuk kepentingan umum dan kepentingan negara dengan melaksanakan social distancing. Tidak perlu mencari kesalahan pemerintah atau menyalahkan orang yang diduga membawa virus ke Indonesia. Kesadaran dari diri sendiri untuk mengubah cara bekerja, kebiasaan berkumpul dan serta menjalankan hidup sehat sangat dibutuhkan pada saat ini.

Mari kita sebagai tenaga pendidik tetap menjalankan kewajiban kita untuk memberikan ilmu kepada mahasiswa dengan kondisi yang terbatas ini. Sebagai tenaga pendidik kita juga memberikan contoh kepada mahasiswa untuk tetap produktif dan menjalankan proses belajar mengajar dengan sepenuh hati dengan segala kondisi yang terbatas. Sebagai tenaga pendidik jga menghimbau mahasiswa untuk mentaati himbauan pemerintah dengan menjauhi tempat-tempat keramaian dan menjalankannya dengan sepenuh hati. Semua masalah pasti akan berlalu selama kita memiliki keyakinan bahwa semua orang memiliki peranan dalam memerangi musuh bersama yaitu COVID-19.

Dr. Yi Ying, SS., M.Lit., M.Pd

Research Coordinator

Sastra China

BINUS University