Pengalaman Magang Ayulia Widya di TETO (Taipei Economic and Trade Office)

Internship (magang) merupakan sebuah kesempatan bagi mahasiswa untuk mengalami dan memahami dunia kerja yang sesungguhnya secara langsung, juga untuk menerapkan ilmu yang telah didapat selama masa kuliah dalam dunia kerja. Biasanya, mahasiswa semester akhir akan melaksanakan kegiatan magang. Hal ini pun juga berlaku bagi saya yang sudah menjadi mahasiswa semester 6. Saya dan hampir seluruh teman-teman seangkatan memilih track internship untuk dilaksanakan selama dari semester 6 hingga semester 7.

Pada kesempatan magang kali ini, saya pertama kali mencoba bekerja disebuah Perseroan Terbatas (PT) yang merupakan spesialis produksi baut dan mur, yakni PT. Metal Corfix Indonesia yang berlokasi di Jalan Raya Kalibaru no. 29, Tangerang, Banten. Sejak 7 Februari 2019, saya memulai kegiatan magang disana dengan mengurus pemasukan bahan-bahan produksi yang diimpor langsung dari China, selain itu saya juga menerjemahkan daftar barang-barang yang diimpor dari China dari Bahasa Mandarin ke Bahasa Indonesia. Namun, karena adanya perubahan kebijakan pemerintah terhadap peraturan ekspor-impor, maka barang-barang yang diimpor tersebut terhambat kendala. Oleh sebab itu, tugas saya berubah menjadi mengurus pembelian barang-barang secara lokal. Karena adanya perubahan kebijakan ekspor-impor tersebut, kegiatan magang saya di PT. Metal Corfix Indonesia harus berakhir walau baru berlangsung selama 2 bulan. Namun, selama 2 bulan tersebut saya telah mendapatkan pengalaman dan pelajaran tentang dunia kerja yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya. Selama di PT. Metal Corfix Indonesia, saya juga berkesempatan menjadi penerjemah dokumen yang dapat melatih softskill saya, terutama kemampuan Bahasa Mandarin saya, menjadi lebih baik.

Setelah kegiatan magang di PT. Metal Corfix Indonesia berakhir, saya dipindahkan ke TETO (Taipei Economic and Trade Office). Lokasi TETO sendiri berjarak hampir dua kali lipat dari lokasi magang yang sebelumnya, namun hal tersebut tidak mengurangi semangat saya dam memperluas ilmu dan pengalaman saya terhadap dunia kerja. Selama melakukan kegiatan magang di TETO, saya harus berkomunikasi secara langsung dengan atasan-atasan yang merupakan warga asli Taiwan yang tidak bisa berbahasa Indonesia, sehingga mengharuskan saya untuk menggunakan Bahasa Mandarin dalam berkomunikasi sehari-hari. Hal ini mengharuskan saya untuk membiasakan diri berkomunikasi dalam Bahasa Mandarin, meski awalnya tidak mudah karena belum terbiasa, namun berkat hal ini kemampuan berbahasa Mandarin saya dapat berkembang. Tantangan lainnya yang harus saya hadapi saat magang di TETO adalah karakter huruf Mandarin Taiwan yang masih menggunakan karakter tradisional. Saya harus mempelajari dan mengenalinya secara otodidak karena sejak awal saya belajar Bahasa Mandarin, saya hanya mengenal karakter Mandarin yang telah disederhanakan. Selama 2 bulan saya bekerja di TETO, saya merasa kemampuan Mandarin saya telah mengalami kemajuan sedikit demi sedikit, baik secara verbal maupun non-verbal.

Dari pengalaman magang yang telah saya dapatkan, saya telah memperoleh banyak pelajaran yang berpengaruh positif terhadap softskill dan hardskill saya. Terlebih saat magang di TETO, saya jadi mengetahui bahwa ternyata orang Taiwan sangat ramah, meskipun mereka tidak bisa berbahasa Indonesia, tetapi saat berbicara dengan saya, mereka sangat sabar agar saya dapat memahami apa yang mereka maksud. Bahkan, mereka juga meminta saya untuk mengajarkan Bahasa Indonesia, dan begitu pula sebaliknya.

Karena tidak diperbolehkan untuk mendokumentasikan kegiatan saya saat mengurus berkas untuk beasiswa, maka berikut saya lampirkan foto saat saya  menerjemahkan dokumen berbahasa Inggris ke Bahasa Mandarin.