Pengalaman Mariska mengikuti Lomba 汉语之星 2017

Halo! Saya Mariska, dan kali ini saya ingin berbagi sedikit cerita mengenai lomba汉语之星2017. Beberapa waktu lalu, Fu lao shi masuk ke kelas kami dan menawarkan untuk mengikuti lomba ini. Beliau menyebutkan ada 2 tipe lomba, 1 tes tertulis pengetahuan puisi kuno, dan 1 lagi membacakan puisi. Beliau menyebutkan kalau puisi sudah disiapkan, hanya tinggal memilih untuk diafalkan. Mendengar hal itu, saya merasa tertarik untuk ikut, namun saya urungkan lagi karena tidak ada teman dekat saya yang ingin ikut. Pendaftaran ditutup, saya pun tidak ada penyesalan sedikitpun karena tidak ikut mendaftar. Namun, siapa sangka pada tanggal 29 November di pelajaran yang sama, Fu lao shi menyebutkan kalau pendaftaran lomba diperpanjang hingga 30 November dan beliau meminta saya dan Kelly untuk ikut berpartisipasi. Beliaupun meminta Densy untuk mengirimkan email terkait puisi dan seluruh peraturan lomba. Singkat cerita, saya dan Kelly pada tanggal 30 November harus secepat kilat mengisi form lomba yang baru dapat kami buka (Sebelumnya susah sekali dibuka karna berbentuk .rar). Sayapun memilih puisi secara acak, yang penting singkat. Setelah pendaftaraan itu, hari-hari saya dan Kelly pada 1 minggu sebelum hari perlombaan sangatlah panjang. Mulai dari banyak acara yang harus kami hadiri, sampai pada latihan membaca puisi dengan Fu lao shi di kampus Kijang. dan yang lebih membuat hayati ini gundah gulana, masih banyak pronounciation dan nada yang harus saya perbaiki. ASTAGA. 1 minggu itu rasanya dilema. Sampai pada hari H perlombaan, jujur, saya sudah tidak bisa berharap terlalu banyak. Maklum, persiapan sayapun benar-benar terasa sangat jauh dibandingkan dengan peserta lainnya. Jam demi jam saya dan Kelly lewati, sambil menunggu teman kami yang ikut perlombaan tertulis, kami tidak henti-hentinya berlatih. Sampai pada saat nomor peserta saya dipanggil untuk maju, saat itu juga rasanya sepenggal lagu BalonKu terucap dalam hati, yak.. pada kalimat “Meletus balon hijau DUAR. Hatiku sangat kacau.” Ibarat permen, rasanya mungkin nano-nano alias tidak karuan. Hanya bisa membayangkan kalo semua penonton dan juri adalah sebuah taman bunga yang penuh rerumputan hijau, rasa malu pun sudah hilang, saya hanya mencoba melakukan yang terbaik. Setelah pengumuman lomba selesai, saya tidak menang. Sedih tidak? Tentunya tidak. Bukan saya ingin menghibur diri sendiri, namun saya merasa dibalik sebuah predikat kemenangan, masih banyak pelajaran yang saya dapat ambil dari lomba ini. Melihat banyak mahasiswa-mahasiswi dari berbagai universitas yang begitu semangat mempelajari Bahasa Mandarin, membuat saya merasa malu sekaligus memacu saya untuk mempelajari Bahasa Mandarin lebih lagi. Terkadang, kita perlu melihat keluar, mencari inspirasi dan belajar. dan itulah harga yang tidak dapat dibayar oleh apapun. Bukan soal menang kalahnya, tapi momentnya, prosesnya, dan pelajaran dibaliknya yang menjadikan bulan terakhir di tahun 2017 terasa memiliki kesan berbeda dengan tahun yang sebelumnya. Terimakasih Fu laoshi yang telah menjadi guru, mentor, yang senantiasa menyemangati. Saya paham, dibalik perfeksionisnya Beliau terhadap pronounciation dan nada saya dalam membaca puisi, Beliau hanya ingin yang terbaik untuk saya. Terimakasih juga untuk sahabat saya, Kelly yang senantiasa menjadi partner galau selama seminggu menjelang lomba, nilai 78.8 kita patut dibanggakan bukan? At least, kita sudah berusaha yang terbaik yah. dan tidak lupa juga untuk teman-teman lain, senior, guru-guru, yang senantiasa memberi semangat dan mensupport saya selama perlombaan, sekali lagi saya ucapkan Terima Kasih.

春夜喜雨

（唐）杜甫

好雨知时节，当春乃发生。

随风潜入夜，润物细无声。

野径云惧黑，江船火独明。

晓看红湿处，花重锦官城。

Created by Mariska