Study Abroad Taiwan II

Haiii… kembali lagi bersama saya, tentang sharing cerita mahasiswa yang di taiwan…:)

Apa makanan favoritmu/kuliner di Taiwan ?

Zefanya: Menurut saya makanan di Taiwan rata rata enak dan cocok dengan selera lidah saya, meskipun disini lebih sedikit micinnya tetapi tetap terasa enak. Saya menemukan banyak makanan unik selama di Taiwan, dan yang paling saya sukai adalah 紅豆餅, karena bentuknya seperti martabak mini dan didalamnya terdapat bermacam macam rasa, seperti cream, coklat, kacang, wijen, ubi, dll. 紅豆餅 ini kebanyakan dijual di pasar malam, biasanya harganya 10-20 yuan, tetapi saya menemukan 紅豆餅 dengan harga yg sangat murah, yaitu hanya 5 yuan per buah. Selain itu, saya juga sering makan babi katsu karena makanan disini hampir semuanya mengandung babi. Rasanya seperti ayam katsu, namun lebih gurih. Selain makanan, Taiwan juga terkenal dengan bubble teanya. Bubble tea di Taiwan tentunya lebih murah daripada di Indonesia, untuk 1 cup besar biasanya dijual dengan harga 50 yuan.

Yurike: Makanan di Taiwan enak-enak dan harganya masih sangat terjangkau buat mahasiswa. Yang paling penting buat saya sebenarnya yang porsi nya banyak. Di sini foto makanan sama aslinya sama. Kan kalo di Indonesia di gambar doang keliatannya banyak, kalo di sini sama-sama banyak. Makanan favorite saya salah satuya rishi xiarendan, saya suka soalnya murah cuman 70ntd dan porsinya banyak banget, bisa nambah kuah sama minum sepuasnya. Makanan pasar malemnya juga enak”, ada hongtoubing, kelibing, yang kaya shaokao juga banyak. zhenzhu naicha atau milk tea berasal dari Taiwan, jadi di sini banyak banget yang jual zhenzhu naicha, dan murah banget kalo di bandingin sama Indo, di sini biasa nya 50ntd (23rban) udah dapet yang large. Enak-enaklah pokoknya makanan di sini.

Hanny: Taiwan sangat melimpah dengan makanan vegetariannya, dan jika belum pernah mencoba makanan vegetarian di taiwan, kalian tidak akan pernah tau bahwa makanan vegetarian bisa begitu enaknya, bahkan lebih enak dibanding makanan yang berdaging.

Devi: Disini makanan sangat sehat , untuk makanan berat seperti makan siang saya suka brokoli, ikan , wortel (makanan ala warteg Taiwan). Tapi di pasar malam, banyak sekali macam makanan .

Martabak Mini
Makanan Vegan Di Taiwan
Makanan Warteg Ala Taiwan
Crepes isi Daging
nasi kari dengan Daging katsu babi

 

 

Objek wisata apa yang sudah kamu kunjungi selama kamu di Taiwan?

Eva: Objek wisata yang sudah saya kunjungi bersama teman-teman saya adalah foguang shan, bo’er , chengqing lake.

Zefanya: 佛光山, 駁二藝術特區,愛河,Taipei 101, Chiang Kai-shek Memorial Hall,  Sun Moon Lake, Cijin Beach.

Yurike: Salah satu objek wisata yang sudah kunjungi adalah chengqing lake, itu lokasinya sangat dekat dengan kampus saya, tinggal jalan kaki langsung sampai apalagi masuknya gratis karena sama punya ARC (kartu ijin tinggal di Taiwan) dalamnya juga sangat luas, ada pagoda, danau, taman untuk santai” sore. Dan kalau sore banyak orang” yang datang ke sana untuk jalan atau lari sore. ada juga foguangshan, semacam vihara tapi bukan vihara, dalamnya seperti museum, besar sekali tempatnya, di tengah ada patung Buddha dan di samping kiri dan kanan nya ada pagoda.

 

 

Bagaimana rasanya tinggal di asrama mahasiswa?

Atika: Pada awalnya sedikit sulit pisah dengan orang tua karena harus mengerjakan semuanya sendiri, tinggal di dorm membuat saya lebih dewasa dan lebih perhatian terhadap orang lain, karena tinggal di asrama saya tinggal bersama tiga orang teman saya dan saya bertemu mereka setiap hari.

Hanny: tinggal di asrama tentu tidak seenak tinggal di rumah sendiri. banyak hal yang saya pelajari dari hal persahabatan, rasa menghargai satu sama lain, dan menjadi saudara dalam perantauan. walaupun semua hal harus disetujui bersama dengan teman sekamar, tapi kami selalu berusaha bertoleransi satu sama lain. kita harus menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar, bukan memaksa keadaan sekitar menyesuaikan dirinya pada kita.

Yurike: Ini pertama kalinya saya study abroad dan selama setahun tidak kembali ke Indonesia. Ya, selama tinggal di asrama saya pernah mengalami homesick, tapi karena saya menikmatinya karena itu adalah pilihan saya. Tinggal di asrama mendewasakan saya karena apa yang saya alami di sini jika ada masalah saya menghadapinya sendirian, jauh dari orang tua, membuat keputusan semuanya sendiri, beresin kamar sendiri, semuanya serba sendiri. Dalam satu kamar ada 4 orang, dan teman kamar saya adalah teman-teman dari binus juga, kita bisa sharing, pergi ke luar bersama-sama. Untungnya jaman sekarang udah canggih, kalo homesick tinggal video call kalo ga telponan.

Zefanya: Tinggal di dorm berarti harus saling mengerti satu sama lain, dan tidak egois. Karena kami tidak hanya tinggal sendiri, tetapi berbagi kamar dan fasilitas dengan 3 orang lainnya. Kami harus sadar diri kapan waktunya bisa berisik, dan kapan waktunya untuk tenang/serius supaya tidak mengganggu teman sekamar kami. Ada saatnya tinggal di dorm terasa melelahkan, karena setiap mau melakukan segala sesuatu saya merasa seperti diperhatikan oleh orang lain, tidak ada privacy seperti di kamar sendiri. Tinggal di dorm juga berarti tidak boleh malas bebersih, semua harus ikut andil dalam membersihkan kamar supaya adil. Tinggal di asrama juga melatih saya untuk bisa memanage uang lebih baik lagi, karena uang perbulan yang diberikan oleh orang tua bukan hanya digunakan untuk keperluan makan, tetapi juga keperluan-keperluan kamar seperti membeli sabun mandi, sabun cuci baju, karbol, tissue, dan hal hal kecil lainnya yang sering kita sepelekan waktu tinggal bersama orangtua. 

Buat teman-teman jangan takut jika berada di tempat yang asing, tenang saja pasti akan ada teman yang membantu.

satu peribahasa bahasa Mandarin adalah ” di rumah kita mengandalkan orangtua, kalau di luar kita mengandalkan teman” (在家靠父母出门靠朋友)