Ngobrol-ngobrol dengan Erlin Laoshi
Mengapa ingin mengajar bahasa Mandarin?
Pada tanggal 10 Desember 2016, pukul 11:15 Siang hari, dengan berbekal janji yang sudah dilakukan sebelumnya dengan Ibu Erlin, saya melakukan wawancara terhadap Ibu Erlin di Universitas Bina Nusantara Kampus Anggrek, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27. Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530, yang tujuannya untuk mengetahui alasan Ibu Erlin terjun ke dalam dunia pendidikan sebagai pengajar di Binus University.
Setelah melalui wawancara, Ibu Erlin mengingat kembali alasan dia pergi ke Negeri Tirai Bambu untuk menimba ilmu dikarenakan saat itu di Indonesia sedang ada kekacauan, sehingga membuat Ibu Erlin memilih untuk keluar yang tujuan sebenarnya untuk menyelamatkan diri dari kekacauan yang terjadi, tidak disangka bahwa di China bisa menyelesaikan studi dan mendapat gelar Strata 1. Pada tahun 2002 sampai 2005 Ibu Erlin bekerja di bidang traveling, satu hari pada bulan oktober 2004 Ibu Erlin mendapat informasi lowongan kerja di Universitas Bina Nusantara yang membutuhkan dosen pengajar, dan Ibu Erlin memutuskan untuk memasukkan CV. Dua bulan kemudian, dari pihak Universitas menghubungi ibu Erlin untuk melakukan sejumlah test dan prosedur, tetapi saat itu Ibu Erlin tidak bersedia.
Pada awal tahun 2005, Ibu Erlin memutuskan keluar dari pekerjaan bidang traveling, untuk membantu bisnis orang tua. Satu hari di bulan Juni 2005, Ibu Yiying yang saat itu menjabat sebagai Ketua Jurusan Jurusan Sastra China menghubungi Ibu Erlin dan mengatakan bahwa sedang membutuhkan tenaga pengajar lulusan luar dan tanpa harus melakukan test. Mendapat tawaran tersebut membuat Ibu Erlin gundah dan memutuskan untuk diskusi bersama keluarganya. Saat itu keinginan Ibu Erlin untuk terjun ke dunia pendidikan sebenarnya tidak begitu besar, tetapi berkat saran dari sang adik dan dukungan orang tua, akhirnya Ibu Erlin mengambil keputusan untuk menerima tawaran dari Ibu Yiying untuk terjun sebagai Dosen pengajar dan masih berlanjut hingga detik ini.
Ibu Erlin menganggap bahwa hingga saat ini dia masih bisa berkecimpung di dunia pendidikan selama 10 tahun merupakan takdir yang sudah ditentukan dari yang maha kuasa untuk dia. Semulanya Ibu Erlin beranggapan bahwa menjadi tenaga pengajar merupakan pekerjaan yang berat dimana bertanggung jawab untuk mendidik generasi baru menjadi orang yang bermanfaat, tetapi jika melihat kembali kebelakang, waktu 10 tahun ini tidaklah singkat, dan ini memang jalan yang dipilih ibu Erlin untuk dijalani.
Selama menjadi dosen di Universitas Bina Nusantara, yang paling berkesan bagi ibu Erlin adalah mahasiswa/i yang diajarinya pada tahun pertama mengajar. Mahasiswa/i pada saat tersebut adalah mahasiswa/i yang memiliki kemampuan bahasa mandarin yang paling tidak bagus/ tidak memiliki dasar yang kuat terhadap bahasa mandarin, tetapi justru hal ini yang membuat Ibu Erlin berkesan. Walaupun tidak memiliki dasar kemampuan bahasa mandarin yang kuat, tetapi Ibu Erlin berpendapat bahwa mahasiswa/i saat itu adalah mahasiswa/i yang mempunyai keberanian paling besar. “Berani Salah Berani Berubah – 敢错敢改” adalah pujian ibu Erlin kepada mereka. Mahasiswa/i saat itu berani mengambil keputusan besaruntuk pergi keluar memperdalam bahasa mandarin, sehingga membuat mereka saat ini ada yang sama dengan ibu Erlin menjadi tenaga pengajar bahkan ada yang menjadi pramugari.
Menjadi dosen pengajar selama 10 tahun, yang membuat Ibu Erlin merasa bangga bukan lah murid – murid yang diajari menjadi orang sukses, tetapi justru ketika berhasil membuat muird- muridnya mengerti cara penggunaan suatu kosakata baru dan grammarlah yang membuat Ibu Erlin senang dan merasa berhasil menjadi seorang pengajar. Setelah wawancara, bisa diketahui bahwa Ibu Erlin adalah seorang pengajar yang baik, sebagai pengajar bahasa mandarin, Ibu Erlin berusaha dan berharap semua murid – murid yang sudah diajarinnya bisa menggunakan bahasa mandarin dalam berkomunikasi. Semoga Ibu Erlin bisa terus berada di dunia pendidikan agar murid – murid selanjutnya bisa mendapat pengajaran yang baik dari Ibu Erlin.
Dewi Sartika (1701332213)